Apa Itu Sistem Bilangan (Desimal, Biner, Oktal dan Hexa) ?
Bilangan adalah suatu konsep matematika yang digunakan untuk pencacahan dan pengukuran. Sedangkan angka sendiri adalah tanda atau lambang yang dipakai untuk mewakili bilangan tersebut. Pada teknik digital kita sering mendengar istilah sistem bilangan, yang merujuk pada sebuah himpunan aturan, nama, dan lambang yang digunakan untuk mendefinisikan sebuah besaran fisik.
Besaran fisik adalah besaran yang dapat diamati dan dikukur. Besaran ini dapat berasal dari lingkungan seperti panas, cahaya, tekanan, dan kelembapan, atau berasal dari sinyal tegangan dan gelombang elektromagnetk yang membawa informasi.
Untuk Penulisannya, bilangan hexa ditambahkan subscript angka 16. Sebagai contoh, nilai Hexa dari 4BF dapat dituliskan menjadi 4BF(16).
Sistem bilangan memiliki dasar atau basis yang menentukan berapa jumlah digit atau suku angka pada setiap sistem. Dasar atau basis ini disebut Radiks. Misalnya saja bilangan desimal yang memiliki radiks 10, dengan suku angka 0,1,2,3,4,5,6,7,8,dan 9. Atau biner yang hanya memiliki radiks 2 dengan suku angka 0 dan 1. Dibawah ini merupakan Sistem bilangan yang digunakan pada sistem digital.
1. Bilangan Desimal
Bilangan desimal adalah bilangan berbasis 10 yang memiliki suku angka 0,1,2,3,4,5,6,7,8,dan 9. Manusia telah terbiasa menggunakan sistem bilangan ini, mungkin karena pada dasarnya manusia memiliki 10 jari tangan.
Dalam sistem bilangan desimal, setiap digit hanya bisa ditempati oleh angka 0 sd 9. Untuk bilangan yang lebih besar dari 9, maka digitnya ditambah di sebelah kiri. Pada bilangan desimal, digit yang memiliki nilai tertinggi berada si sebelah kiri, sedangkan digit yang nilainya terkecil berada si sebelah kanan. Kita sering mengenalnya dengan istilah satuan, puluhan, ratusan, ribuan, dst.
Pada sistem digital, bilangan desimal kurang efisien dalam mengolah data. Karena komponen semikonduktor seperti Transistor dan Chip atau IC hanya memiliki dua kemungkinan logika, yaitu High dan Low, maka sistem yang dipakai dalam proses pengolahannya adalah Biner. Desimal sendiri digunakan pada antarmuka / interface perangkat.
Cara penulisan bilangan desimal pada sistem digital menggunakan subscript angka 10 pada digit nilai terkecil. Contohnya bilangan decimal 7805 dituliskan menjadi 7805(10).
2. Bilangan Biner
Bilangan biner adalah bilangan berbasis dua, sehingga hanya memiliki dua suku angka yaitu 0 dan 1. Bilangan ini merupakan sistem yang paling efisien digunakan pada perangkat digital, karena dapat mewakili informasi digital High & Low, atau Benar (True) & Salah (False).
Angka-angka pada bilangan biner disebut sebagai bit. Anda mungkin sering mendengar istilah byte, dimana istilah itu sebenarnya berarti 8 bit. artinya, sebuah byte memiliki kemungkinan kombinasi biner antara 00000000 sd 11111111.
Cara penulisan pada sistem bilangan biner menggunakan subscript angka 2 setelah nilai bit terkecil atau LSB. Sebagai contoh, bilangan biner 110110 dituliskan menjadi 110110(2).
3. Bilangan Oktal
Bilangan Oktal adalah bilangan berbasis 8 yang memiliki suku angka 0,1,2,3,4,5,6,dan 7. Bilangan ini sering dipakai dalam pengolahan data digital karena kemudahannya dalam konversi ke biner dan sebaliknya.
Karena oktal merupakan bilangan berbasis delapan yang notabene adalah 23
, sedangkan biner merupakan bilangan berbasis dua, maka konversi antara bilangan ini menjadi lebih sederhana. Perhatikan tabel dibawah ini :
, sedangkan biner merupakan bilangan berbasis dua, maka konversi antara bilangan ini menjadi lebih sederhana. Perhatikan tabel dibawah ini :
Setiap 3 bit angka biner dapat dikonversi menjadi satu angka oktal. Sebaliknya, mengubah angka Oktal ke biner juga sederhana, hanya melakukan operasi sebaliknya.
Kemudahann konversi Oktal ke biner membuat informasi lebih mudah diolah, dan memerlukan lebih sedikit rangkaian. Untuk penulisannya, bilangan oktal ditambahkan subscript angka 8 pada nilai terkecil. Contohnya bilangan oktal 2435, dituliskan menjadi 2435(8).
4. Bilangan Hexa
Bilangan Hexa atau Hexadesimal adalah bilangan berbasis 16 yang memiliki suku angka 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9 ditambah dengan A,B,C,D,E,F. Huruf tersebut ekuivalen dengan angka 10,11,12,13,14, dan 15.
Seperti bilangan Oktal, Hexadesimal memiliki kemudahan dalam konversi ke biner dan sebaliknya. Bedanya adalah pada bilangan oktal yang dikonversi adalah 3 bit biner, sedangkan bilangan pada hexa yang dikonversi adalah 4 bit biner. Perhatikan gambar dibawah ini: