Mengenal Sejarah Asal Mula Listrik
Listrik adalah energi yang sangat penting di jaman modern ini. Energi listrik dihasilkan dari pembangkit listrik agar dapat menyalakan berbagai perangkat teknologi yang kita gunakan sehari-hari sampai mengoprerasikan peralatan Industri .
Listrik digunakan untuk menyalakan perangkat yang kita pakai sehari-hari seperti TV, kulkas, kipas angin, mesin cuci, printer, bahkan Komputer dan Smartphone yang Anda gunakan untuk membaca artikel dari blog ini, atau router Wifi yang menghubungkan perangkat Anda dengan internet.
Listrik juga digunakan untuk menjalankan mesin-mesin industri yang akan mengolah bahan baku mentah menjadi produk yang punya nilai jual untuk menggerakkan perekonomian.
Ternyata, fungsi listrik begitu penting bagi kehidupan kita. Namun, apakah kita sudah tahu tentang asal usul dari listrik ini ? bagaimana awal mula listrik ditemukan ?
Berawal dari Yunani
Sejarah penemuan listrik dapat ditarik kebelakang hingga pada zaman Yunani kuno tahun 600 SM. Pada saat itu, para filsuf masih fokus untuk meneliti tentang asal usul dan kesatuan benda-benda. Salah satu filsuf tersebut adalah Thales dari Miletus.
Thales Miletus |
Thales mengamati batu Amber yang digosok dengan bulu kucing. Thales mengambil bulu kucing tersebut dan ternyata bulu tersebut dapat menempel dengan benda lain. Amber dalam bahasa yunani adalah elektron, sehingga Thales pun menuliskan fenomena amber yang dapat menarik benda.
Fenomena yang yang diamati Thales kelak disebut sebagai listrik statis. Pada tahun 1895, JJ. Thomson menggunakan kata elektron ini untuk menamai partikel atom bermuatan negatif yang ia temukan.
Penelitian abad pertengahan
Pada tahun 1600, Ilmuwan Inggris bernama William Gilbert membuat studi kasus mengenai efek dari listrik dan magnetisme, dengan membedakan efek iodestone dari listrik statis yang dihasilkan dengan menggosok ambar. William pun menggunakan istilah baru yakni electricus, yang berasal dari bahasa latin yang berarti �seperti amber�. Kata ini ditulis dalam laporannya yang berjudul �De magnete, Magneticisique Corporibus� (On the Magnet).
Kata electricus kemudian digunakan oleh oleh ilmuwan lain untuk mempelajari fenomena ini, sehingga akhirnya terserap dalam bahasa Inggris menjadi �electric� atau �electricity�. Kata ini pertama kali digunakan oleh Thomas Browne dalam tulisannya yang berjudul Pseududoxia Epidemica tahun 1646.
Tahun 1739, Ilmuwan Prancis bernama Charles du Fay melakukan penelitian dan menemukan bahwa listrik datang dalam dua bentuk yang disebutnya resin (-) dan vitreous (+).
Pada saat itu, ilmuan mengetahui keberadaan dari listrik namun tidak mengetahui arah dari aliran listrik. Hingga saat Benjamin franklin melalukan penelitian lebih lanjut tentang kelistrikan dan didokumentasikan oleh Joseph Priestley (1767) dalam History and Present Status of Electricity.
Franklin melakukan penelitian dengan menerbangkan layangan ditengah badai yang diujung benangnya digantungkan sebuah kunci. Ia pun mengamati bahwa kunci tersebut memiliki muatan listrik yang berasal dari alam.
Eksperimen layangan Franklin (via : www.history.com) |
Dari penelitian ini, Franklin pun menyimpulkan bahwa listrik mengalir dari potensial tinggi ke potensial rendah. Potensial tinggi adalah Positif, dan potensial rendah adalah negatif.
Pada tahun 1831, Ilmuwan asal Inggris bernama Michael faraday yang dijuluki �bapak listrik� adalah orang mengembangkan motor listrik. Dia mempelajari temuan Hans Cristian Oersted tentang jarum kompas yang berubah arah jika didekatkan pada sebuah kawat yang diberi beda potensial.
Faraday mendapati bahwa apabila magnet dilewati potongan kawat, maka aliran listrik masuk ke kawat, yang kemudian magnet nya berjalan. Kondisi tersebut dinamai Pengaruh elektromagnetik. temuannya ini diberi nama �Hukum Faraday�.
Arah Listrik, dari Positif atau Negatif ?
Selama ini kita diajarkan bahwa listrik mengalir dari positif ke negatif. Hal ini tentunya bertentangan dengan fakta bahwa listrik adalah aliran elektron.
Arah arus listrik dari positif ke negatif adalah hasil dari percobaan layangan Franklin. Hal ini disepakati hingga pada tahun 1895, JJ. Thomson menemukan partikel atom yang bermuatan negatif yakni elektron dan membuktikan bahwa listrik adalah aliran elektron yang berasal dari kutub negatif.
Arus listrik yang mengalir dari positif dan negatif disebut arus konvensional, sedangkan yang mengalir dari negatif ke positif disebut arus elektron. Kedua model ini sama saja, namun arus konvensional lebih sering dipakai karena lebih mudah dalam menjelaskan dan mengalanisa rangkaian listrik.
Antara Edison Dan Tesla
Jika berbicara tentang Ilmuwan listrik, kebanyakan orang akan mengingat nama Thomas Alfa Edison. Dalam buku pelajaran sekolah, Edison adalah Ilmuwan yang menginspirasi dengan kisahnya dalam menemukan bola lampu. Dalam penelitiannya, Edison pantang menyerah dan mengalami kegagalan ribuan kali sebelum menemukan lampu pijar pertama.
Namun, perlu diketahui, bahwa Edison tidak mempelajari dan meneliti arus listrik. Edison adalah Ilmuwan Eksperimental, yaitu menggunakan berbagai metode trial and error dalam penelitiannya. Itulah yang menyebabkan Edison harus mencoba ribuan kali untuk berhasil.
Kisah Edison berbeda dengan Nikola Tesla. Ilmuwan asal Serbia ini memiliki kecerdasan luar biasa dan menguasai dasar tentang teori kelistrikan, sehingga dapat menyempurnakan Generator listrik tiga fasa, yang tidak dapat diselesaikan Edison. Generator inilah yang digunakan oleh pembangkit listrik jaman ini untuk menghasilkan listrik yang kita nikmati.
Sejarah Listrik di Indonesia
Listrik di Indonesia pertama kali dibangun pada masa penjajahan Belanda tepatnya tahun 1897 di Gambir, Jakarta. Perusahaan yang menangani listrik pada saat itu adalah Algemeene Nederlandsche Indische Electriciteit Maatschappij (ANIEM) yang mengelola pabrik gula dan teh mendirikan pembangkit listrik untuk keperluan mereka sendiri.
Pembangkit listrik selanjutnya dibangun di beberapa kota di Hindia Belanda seperti Medan (1899), Surakarta (1902), Bandung (1906), Surabaya (1912) dan Banjarmasin (1922).
Kedatangan jepang pada tahun 1942 mengambil alih semua perusahaan yang dikelola oleh belanda, termasuk perusahaan listriknya. Jepang mendirihkan lembaga bernama Djawa Denki Djigjo Kosja untuk manangani kelistrikan di seluruh jawa.
Pasca kemerdekaan Indonesia, tanggal 27 Oktober 1945, Presiden Soekarno menetapkan Perusahaan listrik dan Gas dibawah Departemen Pekerjaan Umum bernama Djawatan Listrik dan Gas. Kepala Djawatan ini adalah Ir. R Soedoro Mangoenkoesoemo. Tanggal 27 Oktober pun ditetapkan sebagai Hari Listrik Nasional.